Wednesday, September 12, 2012

Sejarah Racun

Racun sudah terkenal sejak zaman Purba. Binatang buruan mati akibat panah yang dilumuri racun. Banyak pula kejadian, manusia mati karena diracun. Bahkan di Indonesia, aktivis HAM Munir juga diduga meninggal akibat diracun. Bagaimana sejarah racun?

Dalam bahasa Inggris, racun disebut dengan toxin. Kata ini berasal dari istilah Yunani 'toxicon' yang mengacu pada racun panah.

Sejarah awal mengenai racun, sebagaimana ditulis wikipedia, erat dikaitkan dengan mitos dan kepercayaan. Tahun 2500 SM, bangsSumeria diketahui menyembah dewi racun yang disebut Gula.Dalam mitologi Yunani, terdapat beberapa rujukan tentang racun, di antaranya adalah kosah tentang Medea, cucu dari Helios(dewa matahari). Medea ingin membunuh anak tirinya, Theseus dengan minuman anggur beracun.Namun, usaha tersebut digagalkan oleh Aegeus, suami Medea. Tulisan tertua mengenai racun ditemukan di Mesir dan berangka tahun sekitar 3000 SM dan dokumen tentang penelitian tanaman beracun yang dilakukan oleh Menes, raja Mesir.
Di dalam sejarah Yunani, racun pernah digunakan sebagai hukuman mati yang disebut Racun Negara atau State Poison. Salah satu tokoh filsuf yang pernah dihukum mati dengan cara ini adalah Socrates. Selama masa pemerintahan kekaisaran Romawi, keracunan di saat santap malam, terutama di kalangan kelas atas menjadi suatu hal yang biasa.[5] Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menyingkirkan anggota keluarga yang tidak disukai, seperti yang pernah dilakukan oleh Nero.Sekitar tahun 246 SM, Cina mengembangkan suatu drama yang disebut Ritual Chou, yang di dalamnya terdapat ritual membakar 5 macam racun.
Memasuki abad pertengahan, pada tahun 8 Sesudah Masehi, racun semakin berkembang karena ahli kimia Arab berhasil mengubah arsenik menjadi bubuk yang tidak berasa dan tidak berbau sehingga deteksi adanya racun pun sulit diketahui.Di masa itu, racun biasa diperdagangkan di apotek dan didapatkan oleh publik dengan mudah. Berbagai teks akademis tentang racun juga dituliskan oleh para biarawan, salah satunya adalah The Book of Venoms (1424) oleh Magister Santes de Ardonis yang berisi racun yang diketahui pada masa itu, mekanisme kerjanya, dan cara penyembuhannya.
Pada abad ke-14 dan 15, ahli kimia Italia berusaha membuat racun yang lebih kuat dari sebelumnya dan hal ini menyebar dari Italia ke Paris.Usaha untuk membatasi penjualan racun dilakukan oleh Louis XIV pada tahun 1662 yang mengeluarkan aturan pelarangan apotek untuk menjual senyawa beracun, kecuali kepada pembeli yang telah mendaftarkan tujuan mereka. Pada tahun 1836 dan 1841, Marsh dan Riensch secara terpisah berhasil mengembangkan metode untuk mendeteksi arsenik sehingga banyak orang yang melakukan kejahatan, terutama pembunuhan dengan racun akhirnya dapat ditangkap. Pada abad ke-20, racun mulai diteliti untuk digunakan sebagai senjata. Pertumbuhan bidang toksikologi juga mendorong berkembangan sistem kontrol dan penyebaran senyawa beracun.
Tak hanya di nusantara saja, penggunaan racun telah banyak diterapkan berabad-abad yang lalu untuk berbagai keperluan. Detikhealth mengungkap, beberapa motif atau tujuan penggunaan racun pada masa lampau antara lain adalah:



1. Menyingkirkan Lawan

Di masa Kekaisaran Romawi, racun sering digunakan untuk membunuh lawan politik, saingan bisnis, atau orang-orang yang dianggap berbahaya. Saking maraknya praktik kotor ini, racun menjadi momok di Kekaisaran Romawi. Akhirnya seorang diktator dan pembaharu Lucius Cornelius merasa perlu mengeluarkan hukum pertama di dunia mengenai racun yang disebut Cornelia Lex.



2. Hukuman Mati

Penggunaan suntik racun untuk eksekusi hukuman mati sempat diterapkan di beberapa negara. Bangsa Yunani adalah yang kali pertama memperkenalkan racun sebagai bentuk hukuman mati. Ironisnya, filsuf besar Socrates adalah orang yang menjalani eksekusi ini. Berbeda dengan hukuman mati di era modern, Socrates ‘diminta’ meminum racun untuk mengakhiri hidupnya.



3. Motif Asmara

Bunuh diri menenggak racun serangga karena cinta bukan lagi hal yang mengejutkan. Bisa jadi pelakunya terinspirasi dari kisah tragis Romeo dan Juliet. Kedua sejoli di bawah umur ini meregang nyawa dengan meminum racun karena cintanya tak direstui masing-masing keluarga.



4. Ritual

Sejak masa 246 tahun sebelum Masehi, bangsa China telah melestarikan drama yang disebut dengan ritual Chou. Ritual ini terdiri 6 tarian seremonial menggunakan bulu disertai membakar 5 jenis racun, yaitu racun cinnabar atau merkuri, realger atau arsenic, vitriol hijau atau tembaga sulfat, lodestone dan racun lain yang tidak diketahui.



5. Tak Kuat Menanggung Malu atau Kekalahan

Dalam catatan sejarah, dikisahkan Ratu Cleopatra dari Mesir mengakhiri hidupnya dengan cara memasukkan tangan ke sarang ular beracun. Cleopatra merupakan kekasih Julius Caesar, pemimpin Romawi. Setelah Caesar mangkat, ia menjalin hubungan dengan salah seorang pemimpin Romawi selanjutnya, Mark Anthony.



Cleopatra menemani Anthony dalam peperangan di Yunani. Sayangnya Romawi mengalami kekalahan dan Anthony pun pulang ke negaranya lantas melakukan bunuh diri. Sang Ratu juga pulang ke Mesir dan menyusul kekasihnya ke alam baka.

Wednesday, September 05, 2012

Nama Desa ini Terpanjang di Dunia

Dengan 58 huruf, sebuah desa di Inggris, tepatnya di Wales menjadi satu-satu nya kampung yang mempunyai nama terpanjang di dunia kini. Desa ini mempunyai nama Llanfairpwllgwyngyllgogerychwyrndrobwllllantysilio gogogoch, dan sebelumnya bernama Llanfair Pwllgwyngyll.


Seorang wisatawan berfoto di bawah papan penunjuk arah ke desa ini

Kampung ini terletak di Pulau Anglesey, Wales Utara, untuk menarik minat wisatawan asing pada tahun 1860an, desa ini sengaja diubah namanya. Ide penggantian nama ini memberi hasil positif. Setelah berganti nama banyak wisatawan yang berkunjung ke desa ini karena didorong oleh rasa penasaran.


Stasiun kereta

Selain karena tertarik dengan nama desa yang sangat panjang, stasiun kereta api bergaya Victorian juga memamerkan lokomotif kereta api uap kuno, dan toko-toko souvenir dan kerajinan tangan khas Wales menjadi daya wisata yang amat khas. Tak hanya itu, desa ini juga mempunyai gereja yang dibangun pada abad ke-15 yaitu Gereja St. Tysilio.


Gereja St. Tysilio yang dibangun pada abad ke-15


Nama desa ini juga menjadi makin terkenal setelah Pangeran William dan Kate Middleton membangun rumah pertama mereka di sini. Pangeran William ditempatkan oleh Angkatan Bersenjata Kerajaan Inggris di pulau ini, dan pusat latihan ketenteraan terletak 27 kilometer dari desa ini.

(Geograph, Linklup, Wikipedia, BBC)

diambil dari sini

Monday, September 03, 2012

Kuil dari Jutaan Botol: Wat Pa Maha Kaew


Botol bir disusun sedemikian rupa hingga membentuk satu bangunan kuil yang utuh. Mulai dari pagar, hingga interior dalam kuil semua terbuat dari botol bir aneka warna.
Kalau dihitung ada sekitar 1,5 juta botol memenuhi kuil ini. Karena banyaknya botol bir, kuil ini disebut juga sebagai kuil jutaan botol.


Tidak percaya? Coba saja langsung masuk ke dalam kuil. Anda bisa melihat seluruh ruangan asli terbuat dari tumpukan botol bir. Dari ruang ibadah, dinding, menara air, tempat tidur, hingga toilet semua terbuat dari botol.


Usut boleh usut, ternyata jutaan botol ini terkumpul sejak tahun 1984, seperti yang ditulis situs Altas Obscura. Saat itu, sekelompok biksu berniat membuat bangunan dari botol bir yang telah dibersihkan.
Hasilnya? Sebuah kuil cantik berbahan dasar bir sukses terbentuk indah. Bahkan, bangunan ini lengkap sampai bagian dalam. Unik!







Kini, Wat Lan Kuad dikunjungi tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat wisata yang menarik. Banyak pelancong yang datang hanya untuk menjadi saksi keunikan kuil di Thailand ini. (sumber)
Lucy, kucing berusia 39 tahun, diprediksi sebagai kucing tertua di dunia. Jika disetarakan dengan umur manusia, umur Lucy setara dengan 172 tahun umur manusia.
Seperti dilansir metro.co.uk, baru-baru ini, pemilik Lucy, Bill Thomas (63) yang tinggal di South Wales, Inggris, mengatakan bahwa kucing kesayangannya itu memiliki kondisi kesehatan yang tidak kalah dibandingkan kucing-kucing lain. Namun, layaknya manusia, kemampuan mendengar Lucy telah menurun seiring dengan bertambahnya usia.

"Dia sedikit tuli, tetapi dia tidak pernah memiliki masalah kesehatan. Lucy juga masih senang mengejar tikus setiap harinya," kata Thomas. "Untuk tahun lahir Lucy, kami berhasil melacaknya. Lucy lahir di Llanelli-South Wales pada tahun 1972. Kami juga menanyakan penduduk sekitar yang sering melihatnya berkeliaran di daerah tersebut." (forum vivanews)

Kota-kota Tua di Bumi

damaskus, suriah

Kota dan peradaban adalah dua anasir yang tak terpisahkan. Jika menilik pada asal-usulnya, kata bahasa Inggris civilization (peradaban) diturunkan dari bahasa Latincivilis (sipil), yang bersinggungan dengan civis, berarti citizen atau civitas (kota). 
Dalam sejarahnya, kota tak bisa dilepaskan dari konsep purba tentang barbarisme dan peradaban. Para penduduk kota diandaikan, dan digambarkan sebagai kaum berbudi bahasa baik dan telah mengalami tingkat kehidupan lebih maju dari kaum 'barbar'. 
Harus diakui dunia yang kini manusia tinggali mengembangkan, dan melanggengkan, kebudayaannya melalui kota. Dan kota-kota tua semacam itu masih ada serta didiami. Ambil contoh Atena, Yunani. Sebagai tanah kelahiran demokrasi dan tempat tumbuhnya Peradaban Barat, Atena, yang mulai dihuni sejak tahun 1400 SM kini tak lantas menjadi kota mati. Warisan masa silam masih berkeras menjadi saksi bagi perubahan: monumen-monumen peninggalan Yunani, Romawi, Bizantium, dan Ottoman. 
Tak hanya Atena, masih ada sejumlah kota purba lain yang sejak awal berdirinya masih terus dihuni hingga kini. Berikut daftarnya (diambil dari laman The Telegraph):   
7. Plovdiv, Bulgaria
Awal didiami: 4.000 SM
Sebagai kota terbesar kedua di Bulgaria, Plovdiv mulanya berlaku sebagai tempat permukiman bangsa Tracia sebelum menjadi kota utama Romawi. Di kemudian hari, kota itu jatuh dalam kekuasaan Kekaisaran Bizantium dan Ottoman, dan akhirnya menjadi bagian dari Bulgaria. Kota Plovdiv dikenal sebagai salah satu pusat kebudayaan kedua penjajah itu. Hingga kini, para pelancong masih dapat menyaksikan amfiteater dan saluran air buatan pemerintah Romawi serta 
6. Sidon, Libanon
Awal didiami: 4.000 SM
Sidon berjarak sekitar 40 km dari Beirut. Ia salah satu kota bangsa Phoenisia terpenting, dan mungkin tertua. Di Sidon, kekuasaan bangsa Phoenisia berkembang. Bahkan, Yesus dan Santo Paul dikabarkan pernah singgah di sana. Belum lagi jika menyebut sang penakluk, Aleksander Agung. Raja Makedonia itu pernah menundukkan Sidon pada tahun 333 SM.  
5. Faiyum, Mesir
Awal didiami: 4.000 SM
Berlokasi di sebelah barat daya Kairo, Faiyum mengambil sebagian wilayah Crocodilopolis, kota purba Mesir yang warganya menyembah buaya suci bernama Petsuchos. Faiyum modern berisi pasar-pasar, masjid, dan pemandian. Di dekatnya, piramida Lehin dan Hawara tegak menantang langit. 
4. Susa, Iran
Awal didiami: 4.200 SM
Susa adalah ibu kota Kekaisaran Elamite sebelum bangsa Assyria mengambil alih. Kota modern, Shush, memiliki populasi sekitar 65 ribu jiwa. 
3. Damaskus, Suriah
Awal didiami: 4.300 SM
Dianggap sebagai kota tertua di bumi yang masih didiami, Damaskus konon telah dihuni sejak tahun 10 ribu SM. Hal itu masih jadi perdebatan. Di luar itu, Damaskus menjadi permukiman penting setelah kedatangan bangsa Aram. Para pendatang itu lantas membangun jaringan kanal yang menjadi basis bagi jaringan air modern kota itu. Selain pernah ditaklukkan oleh Aleksander Agung, bangsa Romawi, Arab, dan Ottoman pernah menancapkan kuku kekuasaannya di sana. 
2. Byblos, Libanon
Awal didiami: 5.000 SM
Bangsa Phoenisia mendirikan Byblos dengan nama Gebal. Namun, bangsa Yunani, yang mengimpor papirus dari kota itu, mengajukan nama Byblos. Kata bahasa Inggris untuk Injil, Bible, berasal dari nama kota itu. Situs utama bagi para pelancong di Byblos mencakup kuil-kuil peninggalan bangsa Phoenisia, Istana Byblos, Gereja St. John the Baptist. 
1. Jericho, Wilayah Palestina
Awal didiami: 9.000 SM
Di kota tertua yang selalu berpenghuni itu, para arkeolog telah menemukan 20 permukiman di Jericho yang usianya diperkirakan mencapai 11 ribu tahun. Kota itu ada di tepi Sungai Jordan, Tepi Barat, dan kini menjadi tempat tinggal bagi sekitar 20 ribu orang. (sumber: the telegraph, vivanews.com)